Home > Hikmah

Doa dan Dzikir Yang Dianjurkan Dibaca Ketika Terbangun di Tengah Malam

Dzikir diawali dengan tahlil untuk menunjukkan pentingnya prinsip tauhid dalam kehidupan.
Dzikir dan doa yang dapat dibaca ketika kita terjaga pada tengah malam. (Republika) 
Dzikir dan doa yang dapat dibaca ketika kita terjaga pada tengah malam. (Republika)

KABARINEWS – Sobat mungkin pernah terbangun di tengah malam. Sebagai seorang Muslim, doa dan dzikir apa yang mesti dibaca ketika terjaga pada malam hari?

Pengasuh Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah Zaen Lc., MA menjelaskan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesungguhnya telah mengajarkan dzikir dan doa yang dapat dibaca ketika kita terjaga pada tengah malam. Redaksi dzikir dan doanya sebagai berikut:

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Lâ ilâha illallôhu wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in Qodîr. Alhamdulillâh, wa subhânallôh, wa lâ ilâha illallôh, wallôhu akbar, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh.

Dalil dzikir dan doa ini adalah hadits riwayat dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,’’Barang siapa terjaga di malam hari, lalu ia membaca, ‘Tidak ada yang berhak disembah kecuali hanya Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya segala kekuasaan dan pujian. Dia pula yang mampu melakukan segala sesuatu. Segala pujian untuk Allah. Maha suci Allah. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah’. Lalu, setelah itu ia mengucapkan,’Ya Allah ampunilah aku’ atau ia berdoa, niscaya doanya akan dikabulkan. Kemudian jika ia melanjutkannya dengan berwudhu dan shalat; niscaya shalatnya akan diterima.’’ HR. Bukhari (no. 1154).

Dzikir ini diawali dengan tahlil atau kalimat tauhid untuk menunjukkan betapa pentingnya prinsip tauhid dalam kehidupan. ‘’Kalimat tauhid ini mengajarkan pada kita agar mempersembahkan seluruh ibadah hanya untuk Allah ta’ala saja,’’ ujar Ustadz Abdullah Zaen. ‘

Selanjutnya, kata Ustadz Abdullah Zaen, seseorang membaca tahmid sebagai wujud syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya. Lalu, kita bertasbih yaitu mengikrarkan kemahasucian Allah dari segala hal yang tidak pantas bagi-Nya.

Kemudian kita bertahlil lagi untuk menegaskan bahwa tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah semata. Selanjutnya mengucapkan takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah Yang Maha Besar.

Dzikir ditutup dengan hauqalah guna mengingatkan bahwa keberhasilan untuk membaca dzikir ini semata-mata karena bantuan dari Allah ta’ala. Kemudian sekaligus memohon pertolongan dari-Nya agar mampu untuk melanjutkan dzikir dengan doa, wudhu dan shalat tahajud.

‘’Mempraktikkan dzikir ini adalah salah satu upaya kita guna membiasakan lisan dan hati untuk menyebut nama Allah dan mengingat-Nya. Sekalipun dalam momen yang jarang sekali orang mengingat-Nya. Yaitu saat terjaga di tengah malam," ungkap Ustadz Abdullah.

Sumber: Republika.co.id

× Image