Home > Hikmah

6 Adab Tidur Malam Yang Dicontohkan Nabi Muhammad SAW

Rasul cenderung kurang menyukai tidur dengan posisi tengkurap.
Jika ingin tidur malam, Sobat dianjurkan untuk mengambil wudhu seperti wudhu untuk shalat. (Republika)
Jika ingin tidur malam, Sobat dianjurkan untuk mengambil wudhu seperti wudhu untuk shalat. (Republika)

KABARINEWS – Kita patut mencontoh bagaimana adab Nabi Muhammad SAW saat akan beranjak tidur malam. Selain akan mendapatkan pahala sunnah Nabi, tubuh kita juga akan menjadi sehat dengan mengikuti pola hidup sehat ala Rasul.

Berikut adab sebelum tidur di malam hari yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW:

Pertama: tidur di awal malam. Landasan ini didasarkan pada hadist fi’liyyah Nabi Muhammad SAW tentang kurang baiknya berbincang-bincang sesuatu yang kurang bermanfaat setelah waktu isya. Dari Abu Barzah: “Bahwasanya Rasulullah SAW tidak menyukai tidur sebelum shalat isya dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua: mengambil air wudhu. Hal ini berdasarkan hadis al-Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat”. (HR. Bukhari no. 247).

Ketiga: berbaring pada sisi kanan badan. Hal ini berdasarkan hadis Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi Saw: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka wudhulah seperti wudhu untuk salat. Lalu, berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Rasul cenderung kurang menyukai tidur dengan posisi tengkurap.

Keempat: meniup kedua telapak tangan lalu membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas masing-masing sekali. Setelah itu usapkan kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.

Amalan ini dicontohkan oleh Nabi SAW sebagaimana hadis riwayat dari ‘Aisyah, beliau berkata: Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlas), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).

Kelima: membaca Ayat Kursi. Landasan ini terjadi ketika Abu Hurairah ditugasi menjaga harta zakat Ramadan kemudian ada seseorang yang mencuri harta tersebut. Namun kemudian Abu Harairah merebut kembali harta tersebut.

Masalah ini kemudian diadukan kepada Rasulullah SAW oleh Abu Hurairah. Lalu Abu Hurairah menceritakan suatu hadis berkenaan dengan ini: “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala.” (HR. Bukhari no. 3275).

Keenam: membaca doa tidur. Setelah hal-hal yang di atas dijalankan, maka pada tahap akhir sebelum akhirnya kita terlelap adalah membaca doa. Landasan doa ini berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, berikut doanya: بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَأموتُ

Sumber: Muhammadiyah.or.id

× Image